Rabu, 17 November 2010

Story Telling Meningkatkan Minat Baca Anak Usia Dini


STORY TELLING
Meningkatkan Minat Baca Anak Usia Dini

Story telling adalah mendongeng atau bercerita memerankan lakon-lakon dengan mimik dan improvisasi suara untuk menarik perhatian para pendengar atau penonton. Sumber dari hal yang diceritakan tersebut bisa dari buku atau dari yang lainnya. Kegiatan ini sangat positif dan efektif untuk membangun rasa percaya diri pada anak-anak, mengembangkan daya pikir dan imajinasi anak. Dan untuk dapat tampil maksimal dalam story telling adalah harus banyak membaca sumber-sumber informasi, karena dalam kegiatan story telling ini merupakan kolaborasi antara sumber bacaan, imajinasi, daya pikir, daya ingat seseorang. Kegiatan ini sangat baik diterapkan terhadap anak-anak yang akan berdampak pada peningkatan minat baca anak-anak, karena anak-anak dituntut untuk dapat menceritakan kembali hasil dari bacaan tersebut.
Membaca merupakan cara belajar secara mandiri untuk dapat memahami suatu pengetahuan. Dengan membaca akan meningkatkan daya pikir dan daya imajinasi otak manusia. Dengan membaca masyarakat akan menjadi kreatif, kritis dan informatif. Untuk itu kebiasaan membaca harus ditanamkan sejak dini, karenanya sangat penting untuk menanamkan pada anak-anak agar suka membaca sedari dini. Dalam kegiatan membaca ini sebaiknya anak-anak juga didorong untuk menceritakan kembali apa yang telah dia ketahui dari buku yang telah ia baca (story telling). Proses bercerita dari buku yang sudah dibaca ini sangat berperan positif dalam meningkatkan dan menumbuhkan rasa percaya diri mereka. Hal ini juga akan melatih kemampuan mental dan kemampuan berbicara anak, terutama di depan orang banyak.
Tugas suatu perpustakaan atau taman bacaan untuk mewujudkan semua itu. Perpustakaan atau taman bacaan bisa mengadakan perlombaan story telling untuk anak-anak sesuai usia. Misalnya anak-anak diberi materi buku bacaan, kemudian setelah selesai membaca anak-anak diminta untuk menceritakan kembali apa yang ia baca tanpa melihat buku lagi. Maka, anak akan berlomba untuk bisa memahami suatu buku, sehingga mau tidak mau ia harus melakukan kegiatan membaca. Dan untuk memulai kegiatan positif ini sebaiknya dilakukan oleh seorang pustakawan atau guru pustakawan, dan ini merupakan salah satu tugas dari guru pustakawan tersebut. Guru pustakawan (teacher librarian) harus sering memberikan story telling dalam rangka mempromosikan koleksi-koleksi yang ada diperpustakaan sehingga anak-anak tertarik untuk melihat buku secara langsung dan termotivasi untuk membacanya.
Selain bisa menumbuhkan dan meningkatkan minat baca masyarakat terutama anak-anak, kegiatan ini juga bisa dijadikan ajang promosi bagi perpustakaan atau taman bacaan agar perpustakaan tetap eksis di lingkungan masyarakat. Begitu pula masyarakat akan  menganggap keberadaan perpustakaan sebagai suatu kebutuhan untuk mendapatkan informasi bahkan menjadikan perpustakaan sebagai pusat informasi untuk berbagai kebutuhan hidupnya. Dengan informasi yang mereka dapat dari perpustakaan, masyarakat akan berkembang dan bisa meningkatkan kebahagiaan hidupnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar